Untuk orang asing

Rabu, 26 September 2012

| | | 1 komentar

Hai orang asing,
Apa kabar? Tidak, kamu tidak mengenalku. Aku adalah orang yang tidak kau sadari keberadaannya, meski aku sering berlalu-lalang dalam dimensi masa lalumu.

Tapi aku mengenalmu. Atau paling tidak, aku tahu detail-detail sederhana tentangmu. Aku bisa mengingat jelas caramu mengalihkan pandang ketika malu, bagaimana matamu menyipit saat tertawa, langkahmu saat bermain bola, dan tanda pangkat dua kali yang sering kau buat saat bercakap di dunia maya.

Percaya tidak, detail-detail sederhana itulah yang membuat perasaanku tetap tumbuh sampai saat ini.

Tidak, sudah kubilang kamu tidak mengenalku. Aku hanya orang asing dalam satu fase hidupmu.
Tapi aku adalah orang asing yang menyukaimu, mengkhawatirkanmu, dan mendoakanmu dari jauh. Ah, apa kamu tahu? Saat temanmu bercerita kamu merasa kesepian, ingin rasanya aku menghampirimu dan berkata,”Jangan khawatir, kamu punya aku!” Atau saat kamu mengeluh, ingin kuketikkan kata-kata penyemangat. Juga saat kau terbangun tengah malam dan memainkan game-game facebook bodoh itu karena bosan, ingin aku menyapamu, menanyakan kabarmu, sarapanmu esok pagi, film favoritmu, kuliahmu,  dan hal-hal lain tentangmu.

Karena, hey, betapa menyenangkannya menjadi salah sedikit orang yang mengetahui beberapa kisah hidupmu.

Dan, ya, aku berharap kau mengetahui sedikit tentangku. Sedikit saja. Seperti, yah, akulah orang yang mengamatimu setiap sore sepulang sekolah. Akulah orang yang menundukkan kepala setiap kau lewat di depanku. Akulah orang yang perlu mengumpulkan semua keberanian hanya untuk menyapamu dalam sosial media.
Akulah orang yang selalu merindukanmu lima tahun ini, berharap bahwa aku lebih dari sekedar orang asing bagimu.

Hey, orang asing.
Tolong jangan bersedih. Tolong jangan merasa kesepian.  Ingatlah bahwa di suatu tempat yang jauh, kau punya orang asing ini. Kamu tidak sendiri. Bukankah aku selalu mencintaimu?



Untuk seseorang di suatu kota bernama Depok.