Selalu

Sabtu, 18 September 2010

| | | 3 komentar


I always thought we can be bestfriend forever. Forever. Mpe tua, dan kita bawa cucu masing-masing. Tapi sepertinya kita semua sudah menyeberang ke arah yang berbeda-beda. Kalian sudah menemukan dunia masing-masing. Kamu dengan teman-teman cowokmu, kamu dengan pacarmu, kamu dengan kuliahmu yang super menyenangkan. Mungkin tinggal aku yang berdiri di tempat, tak beranjak sesentipun, memandang kalian yang pergi menjauh. Menatap punggung yang dulu kukenal.

Ah, hidup memang memiliki banyak persimpangan. Dan kalian telah mengambil jalan kalian masing-masing. Mungkin aku juga harus begitu− aku ingin begitu. Tapi kaki ini tak mau beranjak, tak mau menjejak. Jadi biarkan saja aku disini, mengawasi apakah kalian bahagia atau tidak. Dan bila kalian tersesat, jangan khawatir. Mundurlah beberapa langkah, kembali ke awal persimpangan. Kalian akan selalu menemukan aku disana :)

*Kalian selalu menjadi sahabat terhebat yang pernah saya punya. Selalu.

Buat kamu, yang tak pernah tahu :)

Senin, 06 September 2010

| | | 1 komentar

Apa kabarnya Jakarta? Panaskah? Atau mungkin lebih teduh daripada Semarang? Ramaikah? Atau justru membuatmu kesepian? Apakah kau sudah membuat teman, yang  bisa membuatmu tertawa lepas seperti teman-temanmu dulu? Adakah yang menjagamu disana? Dan… adakah yang memperhatikanmu?

Haha, aku yakin pasti ada. Entah kau sadar atau tidak, kau ini cukup populer :p

Apakah di suatu lipatan hatimu, kau merindukan sekolah lama kita? Dengan pohon-pohon raksasa di tepiannya, tempat pertama kali aku melihatmu disana, sendiri menunggu? Dengan langit cerah yang selalu kita kutuk, karena  berkas-berkas sinar matahari begitu leluasa membakar kulit? Atau dengan lapangan yang selalu penuh dengan genangan air sehabis hujan?

Entahlah, aku rindu. Bahkan dengan ulangan fisika yang sukses membuatku menangis tanpa harapan. Juga dengan bel yang bersuara norak saat pergantian pelajaran. Dan dengan rolade yang mati-matian kuperebutkan dengan sepuluh gadis yang menjerit-jerit bising, tapi berhasil disambar orang karena aku lengah saat kudapati bayangmu disana, kepayahan membawa sepiring penuh nasi rames di antara jejalan manusia.

Ya, dalam daftar ’Seribu hal yang aku rindukan dari Smaga’, kamu terletak di nomor satu. Kamu di lapangan belakang. Kamu dan motormu. Kamu saat pergantian pelajaran. Kamu ketika tertawa. Kamu, kamu,kamu.

Orang bilang aku jatuh cinta kepadamu. Padahal kutahu pasti, aku tidak sedang jatuh cinta. Ah, perasaan yang sulit dijelaskan. Kamu hanya detil sederhana dalam hariku. Namun tanpa detil itu, hariku tak sempurna. Seolah indraku dibuat untuk mengenali eksistensimu. Mendeteksi tawamu, binar matamu, derap langkahmu. Aneh memang.

Bukan cinta. Hanya euforia masa remaja. Mungkin terlalu banyak hormon endorphin.

Dan tahukah kau, ditempat baruku ini, pohonnya indah-indah. Dengan daun rindang berwarna merah pekat, berbentuk hati. Tapi entahlah, aku lebih suka pohon yang dulu. Yang teduh dan suram, dengan kamu di bawahnya :)

*semoga kamu baik-baik saja disana, karena keadaanku disini sedikit menyebalkan

gambar dari sini